THE SMART TRICK OF JAILANGKUNG ITU BUKAN HANTU THAT NO ONE IS DISCUSSING

The smart Trick of Jailangkung itu Bukan Hantu That No One is Discussing

The smart Trick of Jailangkung itu Bukan Hantu That No One is Discussing

Blog Article

"Lukah" tersebut kemudian dibisiki mantra oleh pawangnya hingga menjadi "gila" karena bergerak kian kemari. Gerakan itu akan semakin menjadi-jadi setiap kali pawang membaca mantra. Yang menjadi tontonan dalam pertunjukan ini adalah para pemain yang memegang lukah itu.

Mitos tersebut umumnya adalah bila permainan ini diakhiri tanpa melepas atau berpamitan dengan makhluk halus yang masuk ke dalam boneka, makhluk halus tersebut dapat menjadi marah dan dapat membuat masalah untuk para pemanggilnya.

Jailangkung ([dʒai'laŋkuŋ]), also called jelangkung ([dʒə'laŋkuŋ]),[1][2] can be an Indonesian folks ritual of speaking with spirits with the useless. It employs an effigy that a spirit is alleged to have right after staying summoned. The observe emerged in its present-day type in the early nineteen fifties and has origins from the Chinese custom of spirit basket divination, even though In addition, it has similarities to a conventional Javanese ritual referred to as nini towong.

Film Jailangkung versi terbaru ini hadir dengan sensasi horor yang berbeda dan menggabungkannya dalam ritual serta mitos Sandekala yang sudah tidak asing di masyarakat.

Mereka akan terbawa kian kemari seiring semakin meng"gila"nya "lukah" tersebut. Penonton pun akan menyoraki pemain agar suasana semakin ramai. Gerakan "lukah" tersebut baru akan berhenti apabila pawang berhenti memantrainya atau ada seseorang yang memasang "ijok", yaitu bagian dalam dari ekor lukah.

Karena sifatnya yang berupa ritual yang memanggil dan berkomunikasi dengan makhluk halus, permainan jailangkung yang awalnya sekadar permainan kemudian berkembang memunculkan mitos-mitos hantu atau kesurupan sebagai imbas untuk orang yang memainkan permainan ini.

Seperti permainan Cay Lan Gong pendahulunya, permainan ini biasanya dimainkan secara beramai-ramai pada saat terang bulan, dan bila makhluk halus tersebut datang, makhluk tersebut akan memperkenalkan dirinya dan bercerita dengan menggunakan bantuan alat tulis.

Dalam perkembangannya, permainan ini menjadi cukup sederhana, dapat dilakukan cukup hanya dengan menggunakan jangka dengan gambar lingkaran lengkap dengan huruf abjad yang tergambar dalam kertas, dan dengan diiringi suatu mantra sederhana.

Ritual Cay Lan Gong sendiri telah punah di Tiongkok, namun diduga ritual dan namanya kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia, menjadi Jailangkung dan masih hidup karena hubungan negeri Tiongkok dan Nusantara yang telah berlangsung ribuan tahun. Berbeda dengan Cay Lan Gong, media yang digunakan untuk menampung dewa yang dipanggil dalam Jailangkung adalah gayung penciduk air yang diiringi dengan nyala kemenyan dan perapian. Jaman dahulu gayung terbuat dari tempurung kelapa yang digagangi kayu, sehingga dalam perkembangannya, permainan Jailangkung di Nusantara lebih dikenal dengan ritual pemanggilan dewa lewat boneka berkepala tempurung kelapa yang didandani pakaian.

He hypothesized which the existence of the dominant male spirit was more relatable for the Javanese principles of ruler and topic.[three] Chan theorized which the male Chinese jailangkung was released into Indonesia's urban facilities by nineteenth-century Chinese immigrants, While the female Javanese nini towong is derived from the Chinese goddess Zigu that is invoked in the spirit basket divinations, launched to Indonesia at an previously time.[8]

Biasanya permainan Jailangkung ini dilakukan oleh tiga orang, yaitu dua orang yang memegang boneka jelangkung, dan pawang yang membaca mantra. Permainan ini kebanyakan dilakukan di tempat yang diyakini angker dan biasanya di waktu senja.

Hilangnya Kinan tidak meninggalkan jejak, hanya sebuah boneka Jailangkung yang mereka temukan di tengah-tengah pencarian mereka. Pelan-pelan mereka terperangkap ke dalam suatu keadaan yang tak mereka mengerti.

The supernatural terror centers on a small loved ones consisting of Adrian and his spouse Sandra, together with their two young children, Niki and Kinan, who are on vacation away from city.

Mereka akan terbawa kian kemari seiring semakin meng"gila"nya "lukah" tersebut. Penonton pun akan menyoraki pemain agar suasana semakin more info ramai. Gerakan "lukah" tersebut baru akan berhenti apabila pawang berhenti memantrainya atau ada seseorang yang memasang "ijok", yaitu bagian dalam dari ekor lukah.

Report this page